SC Paderborn: Lesatan Roket dari Nordrhein-Westfalen
Afdholud Dzikry | 2 Juli 2019 12:00
Bola.net - Tak lebih dari lima tahun yang lalu, SC Paderborn untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di kasta tertinggi Liga Jerman, Bundesliga. Bermodalkan posisi runner up di 2. Bundesliga (Divisi Dua Jerman) pada musim 2013/14, klub asal Nordrhein-Westfalen—negara bagian di sebelah barat Jerman, ini memulai debutnya di Bundesliga secara sensasional, dua kemenangan dan dua hasil seri mengantar mereka ke puncak klasemen pada pekan keempat musim 2014/15.
Semua perhatian pun mulai tertuju pada klub yang dilatih Andre Breitenreiter kala itu. Bagaimana bisa sebuah klub debutan bisa bertahta di posisi pertama hanya dalam kurun waktu satu bulan. Klub lain mulai penasaran untuk bisa menaklukkan Paderborn. Hal yang terbukti tidak begitu sulit dan klub pertama yang berhasil mengalahkan mereka adalah, tidak lain dan tidak bukan, sang pemegang rekor juara, Bayern Munchen.
Paderborn dibantai empat gol tanpa balas di Allianz Arena. Selanjutnya adalah turunan yang curam bagi Paderborn, mereka bahkan sempat melalui enam pertandingan tanpa mencetak satu gol pun. Di akhir musim, Paderborn terbenam di dasar klasemen dengan 31 poin dan harus rela kembali ke 2. Bundesliga.
Simak artikel selengkapnya mengenai SC Paderborn di bawah ini ya Bolaneters!.
Menukik Tajam Jauh Lebih Dalam
Entah kata lain apa yang bisa menggambarkan peristiwa yang dialami Paderborn di dua musim berikutnya selain 'terpuruk'. Setelah mengecap sekejap megahnya kasta tertinggi Bundesliga, mereka seperti mati suri dan tak mampu berbuat banyak, kekalahan enam gol tanpa balas di kandang sendiri kala melawan SV Sandhausen merangkum kiprah mereka di musim 2015/16.
Praktis, mereka tak pernah melampaui posisi sembilan dan mesti terlempar lebih dalam lagi ke kasta ketiga Liga Jerman setelah hanya mampu menduduki posisi juru kunci. Tiga pelatih baru pun tak mampu mengangkat Paderborn dari jurang degradasi. Markus Gellhaus, Rene Muller hingga legenda Bayern Stefan Effenberg tak kuasa menyelamatkan klub berseragam biru-hitam-putih ini.
Di 3. Liga musim 2016/17, awan hitam belum mau pergi dari Paderborn. Badai masih mengguncang armada Rene Muller hingga tuas kemudi pun sempat berpindah tangan dua kali di tangan Florian Fulland dan Stefan Emmerling. Namun bahkan keduanya tak mampu menaklukkan prahara yang melanda. Kursi pelatih kemudian diambil alih oleh Steffen Baumgart di pekan ke-34 dan letupan magis mulai terpercik. Tiga kemenangan dari empat laga sempat melambungkan mereka sedikit di atas jurang degradasi, namun di pekan terakhir, kemenangan yang mereka butuhkan tak bisa diraih kala melawan VfL Osnabruck. Mereka pun harus kembali ke posisi 18 dan, lagi-lagi, terdegradasi.
Tak Ada Arah Selain Ke Atas
Ajaibnya, Paderborn tak jadi terlempar ke Regionalliga. Penyebabnya pun tak kalah dramatis. TSV 1860 Munich yang kala itu seharusnya terdegradasi ke 3. Liga dari 2. Bundesliga tak lolos persyaratan untuk mendapatkan lisensi bermain sebagai klub sepak bola profesional. Imbasnya, mereka harus terlempar ke Regionalliga sehingga 3. Liga masih membutuhkan satu tambahan klub, sebuah letupan magis berikutnya. Kali ini letupan tersebut berhasil menyalakan roket Paderborn. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, mereka langsung tancap gas dan melejit di musim 2017/18. Di tangan Baumgart, Paderborn berubah menjadi klub yang menakutkan lawan. Mereka pun berhasil meraih promosi untuk kembali ke 2. Bundesliga dengan catatan impresif 83 poin dan mencetak 90 gol. Lesatan roket Paderborn tak berhenti sampai di kasta kedua, taktik menyerang yang diusung Baumgart sekali lagi terbukti mampu mengangkat mereka untuk meraih promosi ke Bundesliga di musim 2018/19. Trio Philipp Klement, Bernard Tekpetey dan Sven Michel jadi momok menakutkan bagi lawan dengan total 37 gol dari ketiganya. Bahkan kekalahan 3-1 atas Dynamo Dresden tak bisa membatalkan pesta mereka.
Di musim 2019/20 mendatang, tak ada yang perlu ditakutkan lagi oleh Baumgart dan anak-anak asuhnya. Mereka telah melalui badai terganas di ranah sepak bola Jerman dan telah terbukti berhasil melakukan hal yang hanya bisa ditemui dalam buku dongeng. Teruslah melesat, Paderborn!
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Transfer Bundesliga: Rekap Aktivitas Bayern Munchen dan Dortmund
Bundesliga 1 Juli 2019, 12:22 -
Bayern Munchen Sempat Coba Bajak Sepp van den Berg dari Liverpool
Bundesliga 28 Juni 2019, 17:48 -
Bayern Munchen Butuh Tambahan Empat Pemain Baru
Bundesliga 28 Juni 2019, 09:52 -
Bayern Munchen Masih Mengincar Leroy Sane
Bundesliga 27 Juni 2019, 19:15 -
Tolak AC Milan, Ozan Mohammed Kabak Pilih Bayern Munchen
Bundesliga 27 Juni 2019, 08:10
LATEST UPDATE
-
Prediksi Jerman vs Italia 24 Maret 2025
Piala Eropa 23 Maret 2025, 08:17 -
Prediksi Portugal vs Denmark 24 Maret 2025
Piala Eropa 23 Maret 2025, 08:15 -
Prediksi Prancis vs Kroasia 24 Maret 2025
Piala Eropa 23 Maret 2025, 08:13 -
Prediksi Spanyol vs Belanda 24 Maret 2025
Piala Eropa 23 Maret 2025, 08:11 -
Timnas Inggris Terlalu Bergantung pada Jude Bellingham?!
Piala Dunia 23 Maret 2025, 08:00 -
Jordan Henderson dan Perjalanan 700 Kilometer untuk Tonton Final Euro 2024
Piala Eropa 23 Maret 2025, 07:45 -
Cristiano Ronaldo Tanggapi Selebrasi 'Siu' Rasmus Hojlund: Bukan Masalah
Piala Eropa 23 Maret 2025, 07:30 -
Barcelona Fokus Rekrut Striker Baru, Luis Diaz Jadi Target Utama
Liga Spanyol 23 Maret 2025, 07:15 -
Chelsea Siapkan Lima Wonderkid untuk Masa Depan Klub
Liga Inggris 23 Maret 2025, 07:02
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39