Tampil Dalam Iklan Rokok, Rio Ferdinand Minta Maaf

Editor Bolanet | 19 Juni 2012 11:20
Tampil Dalam Iklan Rokok, Rio Ferdinand Minta Maaf
Rio Ferdinand ketika berkunjung ke Indonesia (c) Bola-Esa
- Komnas Perlindungan Anak menerima permohonan maaf dari Manchester United atas tampilnya Rio Ferdinand dalam iklan rokok.

Permintaan maaf tersebut ditujukan langsung kepada Arist Merdeka Sirait, Ketua umum Komisi Nasional Perlindungan Anak yang sebelumnya memberikan surat yang ditujukan kepada Sir Alex Ferguson, tertanggal 04 Juni 2012, tentang  billboard iklan Gudang Garam Internasional.

Dan juga tampilnya Rio dalam iklan yang berdurasi 30 detik Gudang Garam International yang menampilkannya mengenakan T-shirt dengan logo rokok.

Hal tersebut tentu saja berlawanan dengan kebijakan United yakni Smoke Free, termasuk tidak menerima dukungan sponsor rokok bagi pemainnya dan peraturan di Inggris melarang sponsor rokok. Selain itu, Rio Ferdinand adalah pendukung , yang selalu mengkampanyekan putting children first (utamakan anak-anak).

Football Media Manager Manchester United, Karen Shotbolt memastikan bahwa Rio Ferdinand tidak akan pernah terlibat untuk mempromosikan atau mendukung produk yang akan memiliki efek buruk pada anak-anak atau orang dewasa.

Namun ia mengakui bahwa Rio Ferdinand telah menandatangani kontrak dengan Gudang Garam Intersport sampai tanggal 31 Oktober 2012. Dan saat ini Rio Ferdinand menyadari bahwa foto dirinya telah digunakan pada billboard iklan rokok dan mengkonsultasikan penggunaan foto dirinya pada billboard iklan rokok kepada pengacaranya.

Baik Manchester United dan Rio Ferdinand memohon maaf untuk kesalahpahaman ini dan akan berusaha untuk memastikan bahwa itu tidak terulang di masa mendatang, bunyi permohonan maaf Rio dan United melalui Karen Shotbolt.

Komnas Anak mendesak United untuk bertindak segera menghapus promosi yang membahayakan kesehatan ini. Karena Rio Ferdinand merupakan role model bagi anak-anak dan remaja di Indonesia bahkan di dunia.

Penampilan foto dirinya pada iklan rokok telah mempromosikan produk rokok di tengah euphoria sepak bola yang digandrungi anak-anak dan remaja di Indonesia.  

Di mana jumlah perokok anak usia 10–14 tahun meningkat 6 kali lipat, dari 71.126 perokok anak pada tahun 1995 menjadi 426.214 perokok anak pada tahun 2007 (Data Riskesdas 1995 – 2007).

 (prl/end)