Jujur, Pebasket NBA Ini Berani Ngaku Sebagai Gay
Editor Bolanet | 30 April 2013 12:12
- Pemain center NBA Jason Collins merupakan pemain pertama yang masih aktif dalam tim olahraga profesional Amerika yang mengakui bahwa ia 'gay' (homo).
Hal itu diungkapkannya kapada majalah Sports Illustrated yang menjadi laporan khusus media itu, Senin. Collins, yang kini sebagai pemain bebas, bermain dalam kompetisi selama 12 musim dalam enam tim dan terakhir kali bermain dalam tim Boston Celtics dan Washington Wizards.
Ia menolong New Jersey Nets maju ke babak Final NBA pada 2002 dan 2003. Saya pemain center NBA berusia 34 tahun. Saya hitam dan gay, demikian awal cerita di majalah itu dan tulisan itu juga dilepas di laman majalah itu bersama foto penulisnya, Franz Lidz.
Saya tidak sengaja menjadi atlet pertama yang mengaku gay dari olahraga besar di Amerika. Tapi sejak saya mengaku pertama kali, saya gembira untuk mengawali pembicaraan, katanya.
Saya ingin saya tidak menjadi seorang anak di dalam kelas yang mengangkat tangan sembari mengatakan 'saya berbeda'. Bila saya menemukan jalan berbeda dan sudah melakoninya, maka mengapa saya tidak mengangkat tangan saya, katanya.
Di antara pesan yang mendukung sikap pemain itu, ada komentar dari mantan presiden AS Bill Clinton, yang puterinya Chelsea satu sekolah dengan Collins di Stanford, serta dari dari komisioner NBA David Stern.
Pengumuman Jason hari ini amat penting bagi olahraga profesional dan merupakan sejarah dalam komunitas LGBT (Lesbian-Gay-Bisexual-Transgender), kata Clinton.
Pernyataan langsung dari orang baik itu membuka mata banyak orang untuk menentukan siapa kita sebenarnya, apa yang kita kerjakan, bagaimana membangun keluarga serta berkontribusi kepada masyarakat, kata Clinton.
Stern memuji Collins atas keberaniannya mengutarakan apa yang selama ini disembunyikannya.
Jason merupakan pemain yang dihormati dan kami bangga ia menunjukkan sikap kepemimpinan termasuk dalam mengutarakan isu yang amat penting itu, kata Stern.
Collins, dengan tinggi tujuh kaki, membuat rata-rata 3,6 poin serta 3,8 rebounds dalam 713 pertandingan NBA untuk New Jersey, Memphis, Minnesota, Atlanta, Boston dan Washington, umumnya sebagai pemain pengganti dalam enam musim.
Ia membuat angka rata-rata 1,1 poin dan 1,6 rebounds musim lalu dalam 38 pertandingan untuk Washington dan Boston.
Dalam cerita khusus di laman majalah itu, Collins mengatakan ia masih ingin bermain dalam laga NBA dan ia akan berterus terang tentang perasaannya.
Saya masih mencintai permainan itu dan masih ada kemampuan yang dapat saya tawarkan. Pelatih dan teman setim saya sudah mengenal saya, kata Collis, Pada waktu saya sama saya ingin bertindak otentik dan terus terang. Saya merasakan membuang tenaga amat banyak untuk menyembunyikan hal besar yang saya rasakan itu selama ini, kata Collins.
Saya bertahun-tahun dalam misteri dan sepanjang hidup dalam dusta. Saya tahu dunia saya akan hancur berkeping-keping bila orang mengetahui tentang saya, katanya.
Setiap kali saya memberi tahu hal ini kepada orang, saya merasa tenaga saya semakin kuat dan saya dapat tidur dengan enak, katanya.
Collins, yang pernah bertunangan dengan seorang wanita, mengatakan ia suatu saat akan mengakui kekurangannya itu, ketika teman sekamarnya di universitas, Joe Kennedy, anggota kongres Massachusetts, mengatakan ia tahun lalu pernah berparade dalam Gay Pride Parade Boston.
Saya bangga dengan teman saya itu tapi di satu sisi saya marah kepadanya karena ia mengikuti parade itu, kata Collins, Tapi sekarang saya akan melakukan hal yang benar dan tidak akan menyembunyikannya lagi. Collins menyatakan, ia dan temannya itu akan berparade tahun ini pada Juni mendatang. (ant/opw)
Hal itu diungkapkannya kapada majalah Sports Illustrated yang menjadi laporan khusus media itu, Senin. Collins, yang kini sebagai pemain bebas, bermain dalam kompetisi selama 12 musim dalam enam tim dan terakhir kali bermain dalam tim Boston Celtics dan Washington Wizards.
Ia menolong New Jersey Nets maju ke babak Final NBA pada 2002 dan 2003. Saya pemain center NBA berusia 34 tahun. Saya hitam dan gay, demikian awal cerita di majalah itu dan tulisan itu juga dilepas di laman majalah itu bersama foto penulisnya, Franz Lidz.
Saya tidak sengaja menjadi atlet pertama yang mengaku gay dari olahraga besar di Amerika. Tapi sejak saya mengaku pertama kali, saya gembira untuk mengawali pembicaraan, katanya.
Saya ingin saya tidak menjadi seorang anak di dalam kelas yang mengangkat tangan sembari mengatakan 'saya berbeda'. Bila saya menemukan jalan berbeda dan sudah melakoninya, maka mengapa saya tidak mengangkat tangan saya, katanya.
Di antara pesan yang mendukung sikap pemain itu, ada komentar dari mantan presiden AS Bill Clinton, yang puterinya Chelsea satu sekolah dengan Collins di Stanford, serta dari dari komisioner NBA David Stern.
Pengumuman Jason hari ini amat penting bagi olahraga profesional dan merupakan sejarah dalam komunitas LGBT (Lesbian-Gay-Bisexual-Transgender), kata Clinton.
Pernyataan langsung dari orang baik itu membuka mata banyak orang untuk menentukan siapa kita sebenarnya, apa yang kita kerjakan, bagaimana membangun keluarga serta berkontribusi kepada masyarakat, kata Clinton.
Stern memuji Collins atas keberaniannya mengutarakan apa yang selama ini disembunyikannya.
Jason merupakan pemain yang dihormati dan kami bangga ia menunjukkan sikap kepemimpinan termasuk dalam mengutarakan isu yang amat penting itu, kata Stern.
Collins, dengan tinggi tujuh kaki, membuat rata-rata 3,6 poin serta 3,8 rebounds dalam 713 pertandingan NBA untuk New Jersey, Memphis, Minnesota, Atlanta, Boston dan Washington, umumnya sebagai pemain pengganti dalam enam musim.
Ia membuat angka rata-rata 1,1 poin dan 1,6 rebounds musim lalu dalam 38 pertandingan untuk Washington dan Boston.
Dalam cerita khusus di laman majalah itu, Collins mengatakan ia masih ingin bermain dalam laga NBA dan ia akan berterus terang tentang perasaannya.
Saya masih mencintai permainan itu dan masih ada kemampuan yang dapat saya tawarkan. Pelatih dan teman setim saya sudah mengenal saya, kata Collis, Pada waktu saya sama saya ingin bertindak otentik dan terus terang. Saya merasakan membuang tenaga amat banyak untuk menyembunyikan hal besar yang saya rasakan itu selama ini, kata Collins.
Saya bertahun-tahun dalam misteri dan sepanjang hidup dalam dusta. Saya tahu dunia saya akan hancur berkeping-keping bila orang mengetahui tentang saya, katanya.
Setiap kali saya memberi tahu hal ini kepada orang, saya merasa tenaga saya semakin kuat dan saya dapat tidur dengan enak, katanya.
Collins, yang pernah bertunangan dengan seorang wanita, mengatakan ia suatu saat akan mengakui kekurangannya itu, ketika teman sekamarnya di universitas, Joe Kennedy, anggota kongres Massachusetts, mengatakan ia tahun lalu pernah berparade dalam Gay Pride Parade Boston.
Saya bangga dengan teman saya itu tapi di satu sisi saya marah kepadanya karena ia mengikuti parade itu, kata Collins, Tapi sekarang saya akan melakukan hal yang benar dan tidak akan menyembunyikannya lagi. Collins menyatakan, ia dan temannya itu akan berparade tahun ini pada Juni mendatang. (ant/opw)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Spurs Menang Empat Kali, Lakers Tersingkir
Basket 29 April 2013, 17:45 -
Gilas Bucks Empat Kali, Heat Melaju ke Putaran Kedua
Basket 29 April 2013, 17:30 -
Terry Gemilang, Celtics Benamkan Knicks
Basket 29 April 2013, 17:00 -
Jeremy Lin Optimis Bisa Turun di Laga Ketiga vs Thunder
Basket 26 April 2013, 17:00 -
Allen Gores Rekor, Heat Kembali Benamkan Bucks
Basket 26 April 2013, 16:37
LATEST UPDATE
-
Palu Sudah Diketuk, Juventus Sahkan Pengangkatan Igor Tudor Usai Pecat Motta
Liga Italia 23 Maret 2025, 23:20
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39