Belajar dari Sepak Bola Jepang Cara Menjadikan Stadion Tempat yang Ramah untuk Anak

Serafin Unus Pasi | 22 Februari 2023 18:55
Belajar dari Sepak Bola Jepang Cara Menjadikan Stadion Tempat yang Ramah untuk Anak
Fans Tokyo Verdy membawa anak-anak mereka untuk menonton pertandingan secara langsung di Stadion Ajinomoto (c) Bola.net/Serafin Unus Pasi

Bola.net - Pekan lalu, Bola.net mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi beberapa stadion di Jepang untuk menyaksikan pertandingan J1 dan J2 League 2023. Dari perjalanan tersebut, Bola.net menemukan sebuah fenomena yang menarik.

Dari kunjungan tersebut, Bola.net melihat banyak masyarakat Jepang membawa anak mereka untuk menonton pertandingan sepak bola. Tidak hanya anak-anak berusia SD, bahkan para penonton tidak segan untuk membawa anak mereka yang masih berusia balita ke stadion.

Advertisement

Fenomena ini cukup menarik jika dibandingkan dengan di Indonesia. Beberapa tahun terakhir banyak orang tua yang enggan untuk membawa anak mereka ke Stadion untuk melihat pertandingan klub sepak bola favorit mereka karena berbagai pertimbangan.

Salah satu kekhawatiran dari para orang tua adalah stadion-stadion di Indonesia masih tidak ramah dan tidak nyaman bagi anak mereka. Mereka takut jika datang ke stadion itu malah memberi dampak yang negatif bagi anak-anak mereka.

Dari pengamatan Bola.net, ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari sepak bola Indonesia dari sepak bola Jepang agar anak-anak bisa dengan nyaman datang ke stadion. Apa saja itu? Simak ulasannya di bawah ini.

1 dari 6 halaman

Jadwal Pertandingan yang Bersahabat

Jadwal Pertandingan yang Bersahabat

Yokohama F. Marinos merayakan gol mereka di depan para fans mereka (c) Yokohama F. Marinos Official

Langkah pertama yang diambil Federasi Sepak Bola Jepang agar anak bisa mengunjungi Stadion dengan nyaman adalah masalah jadwal pertandingan.

Selama satu musim digelar, baik J1 dan J2 League sangat jarang menggelar pertandingan di malam hari. Kebanyakan pertandingan digelar di siang atau sore hari dan digelar di hari akhir pekan saja.

Tujuan pertandingan digelar di siang dan sore hari agar para masyarakat Jepang bisa datang ke stadion karena baik anak dan orang tua rata-rata libur di akhir pekan. Karena di laga digelar di akhir pekan, maka kegiatan belajar anak-anak di sekolah tidak terganggu.

2 dari 6 halaman

Akses Transportasi Publik yang Bagus

Akses Transportasi Publik yang Bagus

Ajinomoto Stadium, markas Tokyo Verdy (c) J.League Official

Dari pengamatan Bola.net, salah satu alasan mengapa para orang tua di Jepang berani membawa anaknya ke stadion karena akses transportasi publik yang bagus.

Setiap stadion di Jepang selalu terkoneksi dengan jaringan kereta Jepang. Biasanya ada jarak sekitar 5-10 menit dari stasiun terdekat ke stadion yang bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Jadwal Kereta di Jepang juga sangat memanjakan para penonton yang ingin menonton pertandingan sepak bola. Dengan rata-rata kapasitas kereta mencapai 500-1000 penumpang per kereta dengan jarak antar kereta sekitar 5-10 menit membuat penonton bisa mengakses stadion dengan mudah.

Pemilihan jam kick off di siang dan sore hari juga membantu para orang tua untuk bisa mengakses stadion dengan aman, tanpa takut mereka sampai rumah terlalu malam.

3 dari 6 halaman

Stadion yang Bebas Asap Rokok

Stadion yang Bebas Asap Rokok

Fans Kawasaki Frontale berkumpul di luar Todoroki Sports Park untuk berlatih chant bersama (c) Bola.net/Serafin Unus Pasi

Satu peraturan tegas yang ditetapkan oleh semua stadion di Jepang adalah stadion mereka bebas asap rokok.

Dalam pemeriksaan awal sebelum masuk ke stadion, para petugas selalu memastikan bahwa tidak ada rokok yang boleh masuk ke stadion. Penonton yang merupakan perokok aktif tidak diperbolehkan merokok di dalam stadion, sehingga mereka yang mau merokok dipersilakan merokok di luar stadion namun begitu masuk semua rokok tidak boleh masuk.

Bebasnya asap rokok ini tentu memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang tua di Jepang karena kita tahu asap rokok memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak. Jadi kebijakan untuk meniadakan rokok di dalam stadion membuat para orang tua lebih merasa aman untuk membawa anak mereka ke Stadion.

4 dari 6 halaman

Chant Tanpa Kebencian

Chant Tanpa Kebencian

Aksi Fans Yokohama F. Marinos saat mendukung timnya saat Japan Super Cup 2023 (c) Yokohama F. Marinos Official

Satu hal lagi yang membuat stadion di Jepang ramah akan anak adalah bagaimana fans meneriakan chant-chant tanpa kebencian.

Di sepak bola Eropa dan juga di Indonesia, sudah lumrah bagi para supporter untuk menyanyikan lagu-lagu yang bersifat mengejek tim lawan. Bahkan tidak sedikit juga chant-chant yang bersifat ajakan untuk membenci bahkan hingga mencelakai fans lawan.

Di Jepang, situasinya tidak demikian. Berdasarkan pengamatan Bola.net, fans-fans Jepang juga sama antusiasnya dalam menyanyi-nyanyikan chant di pertandingan, namun chant mereka sama sekali tidak menyinggung tim lawan.

Di tiga stadion yang didatangi Bola.net yaitu Ajinomoto Stadium, Todoroki Sport Park dan NHK Spring Mitsuzawa Stadium, semua fans hanya bernyanyi untuk tim mereka. Mereka hanya fokus untuk menyemangati tim mereka dan sama sekali tidak menyenggol tim lawan.

Seperti contoh chant fans Kawasaki Frontale di bawah ini:

Oretachi to tomo ni,
Tatakae Kawasaki!
Ao to kuro no,
Yushatachi!
Oretachi no heart,
Kyomo atsuku sasero,
Kawasaki goal o nerae

yang bisa diartikan sebagai berikut:

Bersama kami,
Ayo berjuanglah Kawasaki!
Ayo teman-teman biru dan hitam
Dengan hati kita, mari kita panaskan pertandingan hari ini
Ayo cetak Gol, Kawasaki!

Tidak ada setitikpun kebencian, hanya fokus untuk mendukung tim mereka. Chant-chant positif seperti inilah yang membuat orang tua tidak merasa khawatir anaknya terkontaminasi doktrin-doktrin yang negatif.

5 dari 6 halaman

Prasarana yang Ramah Anak

Prasarana yang Ramah Anak

Sarana bermain anak-anak di luar Ajinomoto Stadium (c) Bola.net/Serafin Unus Pasi

Pihak klub tahu betul bahwa stadion mereka harus ramah bagi anak-anak yang datang. Jadi mereka juga menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana yang menunjang kehadiran anak-anak di markas mereka.

Di tiga stadion yang dikunjungi Bola.net, setiap klub selalu menyediakan Kids Zone. Di area ini, ada beberapa wahana bermain seperti menendang bola, perosotan dll yang bisa dinikmati oleh anak-anak.

Jadi jika anak-anak tersebut masih belum bisa menikmati pertandingan sepak bola, mereka bisa bermain di area stadion dengan bebas. Ini sedikit banyak membuat anak-anak ini merasa senang dan nyaman ketika datang ke stadion.

Jika sang anak sudah nyaman berada di stadion, akan lebih mudah bagi klub untuk memperkenalkan tim mereka dan membuat anak-anak tersebut jatuh cinta dan menjadi pendukung mereka di masa depan.

6 dari 6 halaman

Sebuah Investasi untuk Masa Depan

Sebuah Investasi untuk Masa Depan

Fans Kawasaki Frontale menggendong anaknya untuk menonton pertandingan secara langsung di Todoroki Arena (c) Bola.net/Serafin Unus Pasi

Penasaran dengan apa yang kami lihat, Bola.net mencoba menelusuri mengapa klub-klub di Jepang berusaha sekuat tenaga untuk membuat stadion mereka ramah pada anak. Ternyata jawabannya adalah langkah ini dianggap sebagai sebuah investasi bagi klub.

Hal ini disampaikan oleh Ito Midori selaku Corporate Partnership J-League. Ia menyebutkan bahwa klub-klub di Jepang malah diuntungkan jika stadion mereka banyak dikunjungi anak-anak.

"Ya, klub-klub berupaya membuat stadion aman dan nyaman untuk dikunjungi anak-anak karena mereka adalah masa depan dari sepak bola Jepang," ujar Midori.

"Coba bayangkan, jika hanya pria dewasa saja yang mengunjungi stadion, maka klub mungkin hanya bisa menjual jersey ke para penggemarnya. Sementara jika anak-anak dan wanita bisa mengunjungi stadion maka situasinya berbeda," lanjut Ito.

"Dengan keberadaan anak-anak, klub bisa menjual merchandise lain seperti gantungan kunci, gacha ball, figure pemain dll. Situasi ini membuat klub bisa menambah pemasukan mereka dari penjualan merchandise," sambung Ito.

"Selain itu klub juga bisa menjual makanan dan minuman lain di stadion saat pertandingan. Bayangkan kalau hanya pria saja yang datang, paling-paling klub hanya bisa menjual bir untuk mereka. Sementara dengan kedatangan anak-anak, klub bisa menjual cemilan lain seperti es krim, donat yang biasanya dikonsumsi anak-anak," ia menandaskan.